Ternyata udah 1 tahun berlalu..
Gue masih inget hari dimana gue masuk pertama kali, sebagai anak pindahan, bukan kelas 7 seperti anak lainnya, tapi di kelas 8. Gue inget saat dimana semua mata melihat kearah gue, tepatnya ke arah seragam gue yang berbeda. Yes, gue waktu itu ikut MOS lagi bareng adik kelas, dan pada hari terakhir, gue harus masuk ke kelas gue (kelas 8.3) dengan baju khas SMP lama gue, tas plastik, dan rambut di kuncir 2.
Sangat amat berkesan..
Rasanya ingin menghilang.
Tapi gue bersyukur karena setelah itu gue bisa diterima dengan baik di kelas- terutama gue bersyukur gue ga dipanggil 'cupu' gara-gara rambut gue saat itu.
Gue inget banget hari itu mereka langsung pilih ketua kelas dan pengurusnya. Gue yang duduk di paling belakang mengamati mereka satu per satu, berusaha mengingat nama mereka pada saat temannya manggil. First day? Went out fine.
Hari kedua. Waktu itu ada pelajaran olahraga. Definitely not my strong subject dan gue sedikit takut, karena olahraga kan biasanya orang pada main, ngobrol, bercanda, sedangkan gue belum membuat teman. Yes, as an Introvert, this was very challenging to me. Untungnya, sebelum gue memutuskan untuk loncat dan terbang menuju ke SMP gue yang lama (plis jangan hujat imajinasi gue haha), gue disapa sama satu cewek, rambutnya pendek, badannya tegap. Seketika itu juga, gue tau dia akan jadi temen gue yang paling baik. Shout out to Nadia Ilona - thank you so so much untuk hari itu.
Setelahnya, semua berjalan.. lumayan lancar. Gue mulai punya banyak temen, gue mulai di recognize guru-guru karena nilai gue lumayan. Tapi tetep aja, ada masa-masa dimana gue 'school sick' haha ada gak ya bahasa itu? Intinya gue sangat merindukan sekolah lama gue. Gue kangen temen-temen gue, kantin, makanan yang sering gue makan, gue kangen masa-masa dimana gue gaperlu belajar.
Yes, di sekolah gue yang baru ini, sangat tidak mungkin gue bisa bertahan TANPA belajar haha.
Gue les di satu tempat dari kecil, namanya Starkids- ini udah terkenal banget deh di daerah rumah gue. Dari gue SD kelas 4 gue udah les disitu. Pada saat gue pindah SMP pun, gue masih belajar bareng temen-temen gue yang di SMP lama. Sampai akhirnya gue merasa gue udah ga fit disana- I don't belong there anymore - meskipun temen-temen gue tetep temen-temen gue, tapi mereka udah punya pembahasan dimana gue ga bisa lagi jadi bagian dari mereka.
It was sad- but it was necessary for me to realize that I need to move on..
Gue mulai menerima apa yang terjadi dan pada saat gue fokus dengan hal-hal yang 'present', gue menyadari ternyata gue sangat enjoy di sekolah ini. Banyak guru-guru gokil dan keren yang memotivasi gue untuk selalu maju, banyak tugas dan pelajaran yang membuat gue pengen nangis belajarnya tapi membuat gue menyadari definisi kerja keras, gue jadi banyak melihat dan banyak meng-observe manusia dengan sifatnya yang berbeda-beda.
Kelas gue ini anak-anaknya .. diverse. Dari karakternya, penampilannya, kepintarannya- ada yang pinter banget, ada yang iseng banget, ada yang jago OR, ada yang jago musik. Pokoknya beda aja semuanya dan lucu aja gitu. Pernah ya. Saat lagi kerja kelompok ada aja 2 orang yang ber hayal hayal. Katanya punya rumah di mars. sering naik roket. Kalo gapake baju buatan khusus bisa gosong. Hm gue sih ketawa ketawa aja~
Gue cukup bersyukur, kelas gue ini bisa dibilang satu-satunya kelas yang ga bermasalah, dan gue satu-satunya anak baru di kelas 8 yang ga tertimpa masalah apapun.
Satu hal yang gue sangat suka dengan memori kelas 8 ini adalah Guru Bahasa Indonesia gue. Dia adalah guru yang sangat peduli dengan muridnya kayak cariin lomba buat kita mengembangkan potensi kita, dan cara dia ngajar pun sangat menarik gitu. Dan kalau kalian sadar- di post gue tentang perkenalan, gue bilang gue membuat blog ini karena dorongan guru bahasa indonesia gue, dan iya. Ini orangnya.
--
Hari gue post dan tulis blog ini adalah hari terakhir gue berada di kelas ini sebelum Ujian Kenaikan Kelas. Tadi ditanya sama guru favorit gue itu (guru bahasa indonesia)- siapa yang mau kasih apresiasi. Gue cukup terkejut sih- gue yang sangat amat takut ngomong di depan kelas, bisa angkat tangan dan berdiri buat kasih thank you dan kata-kata. Waktu itu gue bilang ke dia: pas pertama kali gue liat guru ini-kesannya bead banget sama yang lain karena dia punya janggut (HAHAHA) terus gue juga bilang kalau gue ga suka pelajaran bahasa Indonesia dan dulu nilai gue jelek banget, tapi di kelas dia, gue selalu dapet bagus diatas 8. Dari sekian banyak guru yang gue temui, gue merasa cuma dia yang care tentang anak-anaknya, yang mau menggali potensi anak-anaknya terutama gue- dan gue berharap bisa ketemu dia lagi di kelas 9.
JUJUR MALU BANGET.
Tapi gurunya bilang dia terharu banget karena it seems that I talked from my heart. Asli haha gue gemeteran banget pas ngomong dan suara gue sampe kayak orang mau nangis hahah. Tapi gapapa- yang penting dia seneng. He deserves to know how amazing he is as a teacher.
Lalu pas pulang, temen gue tanya 'sedih gaa pisah sama kelas ini?' Gue ketawa-ketawa aja sih tapi dalam hati, gue jawab 'banget'
Gue merasa, saat-saat dimana gue menyesali keputusan gue pindah sekolah dulu, adalah saat-saat dimana gue kehilangan momen untuk have fun dan bersyukur tentang apa yang gue punya sekarang. Meskipun akhirnya gue bisa menyadari hal itu, tapi it took me a lot of time to realize.
In the end, gue sangat sangat senang atas keputusan pindah gue kemarin. Karena itu membawa gue ketemu orang-orang yang luar biasa, meskipun kalian sering iseng tapi gue seneng karna kalian pernah jadi bagian di hidup gue- terutama masa-masa kesulitan gue menyesuaikan diri di sekolah ini π
---
Takeaway from this story:
- Jangan pernah berjalan ke depan dengan mata yang masih menengok ke belakang. Saat jalanmu sudah harus maju, jalanlah dengan mantap, karena yang pasti ada hal yang baik yang menunggu kamu di depan
- Ambil pelajarannya, jangan ambil penyesalannya
Hehe segitu aja. Thank you!
Posting Komentar